Palembang, Berita Rakyat Sumatera – Sebagai rangkaian Penilaian dan Pemberian Penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2024 dimana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan masuk kedalam 10 besar Nominator Provinsi Terinovatif, saat ini memasuki tahap akhir sebagai salah satu penentu nilai akhir, yaitu kegiatan Validasi Lapangan oleh Tim Penilai.
Validasi lapangan pertama dilakukan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Sumsel, Kamis, (14/11/2024), oleh Guru Besar Unsri, Prof. Dr. Diah Natalisa, MBA, dan Kasubbag Tata Usaha Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN Kemendagri, Darmilah, S.Sos.,MM.
Setelah Sebelumnya Penjabat (Pj.) Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi S.H., M.S.E. melakukan presentasi melalui Zoom Meeting sebagai Kepala Daerah yang menjadi 10 besar Nominator Provinsi Terinovatif, (28/10) lalu di lantai 3 Gedung Kemenko Perekonomian RI Jakarta.
Pj. Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Bapak Dr. Drs. H. Alamsyah, M.Pd, katakan terdapat peningkatan positif terhadap inovasi daerah yang ada di Provinsi Sumsel. Dari 220 inovasi yang diajukan terpilih dua inovasi terbaik milik Pemprov Sumsel yaitu inovasi Pengimbasan Kurikulum Merdeka dengan Strategi Kartu Pintar (Pendekar) dan Pelayanan Kesehatan Jiwa berbasis Hak Mutu WHO (WHO Quality Right).
“Selama 4 Tahun berturut, Pemprov Sumsel berhasil meraih penghargaan sebagai Provinsi yang inovatif. Harapan kami tahun ini dua inovasi ini juga menjadi yang terbaik,” ujarnya.
Dijelaskannya bidang kesehatan jiwa adalah pentingnya menjaga kesehatan mental (Mental Health Awareness) yang bisa berakibat fatal, salah satunya adalah tingginya kasus bunuh diri di Sumatera Selatan. Banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya berobat, apabila sudah terdapat tanda-tanda gangguan kesehatan mental atau gangguan jiwa pada lingkungan sekitarnya.
“Paradigma masyarakat akan Rumah Sakit Jiwa belum cukup baik, sehingga takut untuk datang dan melakukan perawatan. Hal ini yang memacu adanya inovasi peningkatan pelayanan kesehatan jiwa berbasis Hak Mutu WHO (WHO QR),”jelasnya
Implementasi WHO-Quality Rights berfokus pada: Hak asasi manusia, Kesehatan mental, Kecacatan, Kapasitas hukum dan hak memutuskan pemulihan dan hak atas kesehatan, bebas dari paksaan, kekerasan dan pelecehan, Pelayanan Recovery pasien gangguan jiwa, Strategi pelaksanaan Restrain dan pengekangan, Pengambilan keputusan dalam penanganan pasien gangguan jiwa.
“Inovasi diharapkan akan memberikan manfaat terpenuhinya pelayanan bagi penyandang disabilitas mental dan intelektual (ODGJ) serta penyalahgunaan zat adiktif sesuai standar WHO Quality Rights,” katanya.
Selain itu, Rumah Sakit Ernaldi Bahar, satu-satunya Rumah Sakit Jiwa di Sumatera Selatan yang telah menerapkan standar WHO untuk meningkatkan kualitas dan keamanan layanan.
Sementara itu, selaku tim validasi lapangan Guru Besar Unsri, Prof. Dr. Diah Natalisa, MBA, mengapresiasi kepada kepala daerah dan pimpinan perangkat daerah dan seluruh inovator di Provinsi Sumsel atas prestasi yang membanggakan di ajang IGA bahkan di tahun 2024 ini pengukuran inovasi daerah juga sampai ke tahapan akhir.
“Prestasi yang ada adalah bukti bahwa kita mampu menciptakan perubahan di daerah melalui inovasi-inovasi baru dan tentu ini juga hasil dedikasi kerja keras dan semangat dari semua pihak,”tandasnya. Validasi lapangan adalah faktor penentu nilai akhir IGA yang tersusun atas beberapa komponen.
Dalam kesempatan itu, hadir Kadis Kesehatan Dr. Trisnawarman dan Direktur RSUD Ernaldi Bahar dr. Yumidiansi F, M.Kes, yang memaparkan implementasi inovasi Tata Kelola Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Jiwa Berbasis Hak Mutu WHO (WHO Quality Right) Di Rs Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, serta Inovator Bidang Kesehatan Thonel Zoon. (jek/ril)
Komentar