PALEMBANG, BeritaRakyatSumatera – Walau memiliki efek menakutkan, namun wabah Korona setidaknya memiliki dampak baik terhadap lingkungan. Kondisi kualitas udara di kota Palembang kian hari terus membaik sejak wabah ini merebak.
Data Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel per 20 Maret bahkan menunjukkan kadar karbon monoksida (CO) di kota Palembang sempat mencapai angka 0. Sementara untuk kadar Hidro Carbon hanya mencapai 2,4. Angka tersebut menandakan kualitas udara di kota Palembang mencapai kategori sangat baik. Sementara Indeks Standar Pencemaran standar maksimalnya mencapai angka 50.
Kepala DLHP Sumsel, Edward Chandra mengatakan membaiknya kualitas udara di Palembang disebabkan adanya kebijakan Work From Home (WFH) yang diterapkan instansi pemerintahan serta swasta dan juga belajar dari rumah bagi siswa sekolah. Sehingga membuat aktifitas berkendara masyarakat sangat minim.
“Penyumbang terbesar polusi udara ini dari kendaraan bermotor. Terutama zat seperti SO2 dan CO. Kadarnya sangat berkurang seiring menurunnya aktifitas berkendara dari warga,” ujar Edward saat dihubungi.
Edward menjelaskan berdasarkan data yang dimilikinya, kualitas udara di Palembang telah menunjukkan angka dibawah kadar ISPU. Pada 1 Maret karbon monoksida (CO) di angka 14,21 dan Hidro Carbon (HC) dikisaran angka 15,4. Kondisi tersebut sebelum diberlakukannya kebijakan WFH dan pengurangan aktifitas sosial. Sementara setelah diberlakukan, pada tanggal 20 Maret kadar CO di kota Palembang mencapai angka 0 dan kadar HC di angka 2,4.
“Pada jam-jam tertentu, angka ISPU menunjukkan kategori sangat baik. Seperti pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB. Bahkan untuk angka CO dan SO cenderung tidak terindikasi,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru terus mengingatkan warganya untuk tetap meningkatkan kewaspadaan serta disiplin menjaga jarak. Tak hanya itu Ia juga meminta masyarakat untuk tetap menggunakan masker kain dalam saat menjalankan aktivitas keluar rumah.
“Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumsel agar menggunakan masker saat diluar rumah. Masker jenis apapun, baik masker kain, masker medis/bedah ataupun masker N95. Ini sebagai upaya agar bisa minimalisir pencegahan virus Corona di wilayah kita,” tutup dia.
Terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumsel, M Hairul Sobri mengatakan hampir seluruh negara di dunia saat ini melakukan pembatasan aktifitas. Mulai dari aktifitas belajar, wisata hingga menyetop sementara kegiatan industri. Berdasarkan kajian terbaru, kondisi tersebut membuat lapisan ozon di bumi kian membaik.
“Kajian dilakukan oleh peneliti asal Colorado, Amerika Serikat. Hasilnya lapisan ozon saat ini kian membaik akibat berhentinya sementara aktifitas industri,” ujarnya seraya mengatakan membaiknya lapisan ozon juga dapat dilihat dari hasil citra satelit NASA.
Hairul menjelaskan sebelum terjadinya pembatasan aktifitas, sektor industri mengambil peran besar dalam merusak lapisan ozon. Dimana sebagian besarnya menghasilkan zat chlorofluorocarbon (CFC) yang mereduksi lapisan ozon sebagai perisai bagi bumi dari radiasi sinar ultraviolet.
“Saya yakin, hal ini juga terjadi di Palembang. Makanya kondisi udaranya kian membaik,” pungkasnya. (Tiwi)
Komentar