oleh

Muhaimin Iskandar ingatkan pemerintah antisipasi fenomena El Nino

Jakarta, Berita Rakyat Sumatera – Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Abdul Muhaimin Iskandar mengingatkan pemerintah agar melakukan langkah antisipasi terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia sebagai imbas fenomena El Nino yang menguat dengan adanya “Indian Ocean Dipole” (IOD).

“Fenomena El Nino dan ‘Indian Ocean Dipole’ harus diantisipasi betul,” kata Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Muhaimin menyarankan pemerintah untuk gencar melakukan modifikasi cuaca, terutama di daerah yang memiliki potensi kekeringan paling parah.

“Saya kira salah satu antisipasinya adalah modifikasi cuaca, ini harus gencar dilakukan untuk mengisi volume air di waduk atau bendungan air dan mencukupi kebutuhan air masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah perlu tetap melakukan langkah antisipatif, meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino yang melanda Indonesia pada 2023 ini masih dikategorikan “moderate” (menengah).

Sebab, lanjut dia, sekecil apa pun level fenomena El Nino dan “Indian Ocean Dipole” tetap akan berdampak pada kekeringan lahan.

“Jadi meskipun El Nino prediksinya akan terjadi di level moderat, antisipasinya tetap perlu dilakukan. Karena akan tetap berpengaruh pada kekeringan lahan pertanian. Kalau sampai suplai air kurang, tanah kering, maka yang ditakutkan akan banyak petani mengalami gagal panen,” tuturnya.

Dia mengingatkan fenomena El Nino terburuk di Indonesia pada tahun 1982 dan 1997 sehingga meski diprediksi El Nino tahun ini berlevel menengah, namun dikhawatirkan akan kembali menguat ke level paling parah.

“Kita ingatkan kekeringan panjang tahun 1997 tidak terulang, waktu itu banyak daerah defisit air karena fenomena itu,” kata dia.

Sebelumnya, Selasa (6/6), Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan fenomena El Nino yang semakin menguat dengan adanya “Indian Ocean Dipole” (IOD) menuju positif dapat memicu kekeringan di Indonesia pada musim kemarau.

Dwikorita dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa, menyebut bahwa dua fenomena tersebut telah diprakirakan BMKG pada Maret 2023, di mana keduanya berpotensi mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering.

“Diprediksi pada semester 2 ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini. Bahkan sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya,” kata dia. (rma/bbs)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *