PRABUMULIH, Berita Rakyat Sumatera – Seorang wanita berinisial EM (44) warga Kota Prabumulih, meninggal dunia pada Selasa (14/4/2020). Dan pasien tersebut sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) Coronavirus Covid-19, pasien dibawa ke RSUD Kota Prabumulih oleh Dinas Kesehatan dengan standar penanganan Covid, namun Dinas Kesehatan menyebut meninggalnya warga Desa Tanjung Menang itu dikarenakan penyakit komplikasi: paru dan maag.
Informasi yang berhasil dihimpun Berita Rakyat Sumatera, pasien diduga ODP itu setelah dua hari dipulangkan dari rumah sakit, mendapat perawatan di rumahnya. Walau disebut sakitnya karena komplikasi: paru dan maag, namun penanganan pasien dilakukan dengan standar Covid-19. Warga lain dilarang untuk membesuk, hanya suami almarhumah yang bersamanya di rumah. Anak-anaknya untuk sementara waktu dialihkan tinggal bersama pamannya di rumah yang berbeda.
Sumber Berita Rakyat Sumatera warga Desa Tanjung Menang, menceritakan kronologis pasien ODP yang meninggal dunia. Sekitar 17.30 WIB pada tanggal 12 April 2020, pasien diantar pulang ke rumah pribadinya di Desa Tanjung Menang. Ketika diantar, petugas dari Dinas Kesehatan Kota Prabumulih memakai pakaian lengkap standar penanganan Covid-19, memakai sarung tangan, pakaian seragam penanganan Covid, dipulangkan oleh pihak rumah sakit ke rumah pasien dengan mobil ambulance.
“Kami menyayangkan pasien dibawa ke rumah, mestinya dibawa ke rumah sakit di Palembang. Apalagi yang mengantar pasien itu memakai pakaian seperti berpakaian ke bulan (pakaian standar Covid, red). Mereka memakai sarung tangan, tutup muka, dan semua badannya tertutup pakaian rapat, bahkan sepatu pun memakai sepatu boots,” kata warga tadi.
Kedatangan pasien yang diantar kembali ke rumah tersebut, lanjut sumber, membuat warga sekitar heboh. Tetapi, sebagai sesama warga mereka tetap saling mendukung dan membantu. “Bahkan, kami enjuk (kasih) rokok untuk lakinyo (suaminya), tapi diajung tarok di pucuk pagar (kami beri rokok disuruh letakkan di atas pagar oleh suaminya, red). Warga tidak boleh berkunjung, anaknya pun dipindah tinggal di tempat pamannya,” ujar warga menjelaskan.
Kemudian setelah dua hari di rumah, korban meningggal dunia. “pada waktu memandikan jenazah dilakukan oleh keluarganya di desa tanjung menang dan keluarganya dari desa kemang tanduk. Pada waktu memandikan dinas kesehatan memberikan pakaian alat pelindung, dan menguburkan dilakukan seperti biasa, keluarga banyak yang hadir. Bukan diurus dengan standar penanganan Covid. Namun, anehnya selama pasien di rumah dipesankan tidak boleh dibesuk oleh warga. Suami dan anaknya besok rabu akan dilakukan tes covid. Dan ketika berita ini ditulis, masyarakat melakukan yasinan,” katanya.
Dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Prabumulih, dr Happy Tedjo Tjahyono, membenarkan bahwa ada warga yang berstatus ODP meninggal. “Benar, ada warga kita yang ODP meninggal. Indikasi penyakitnya, paru dan maag,” tutup dr Tedjo.
Sementara itu, aktivis sosial Kota Prabumulih, Hasbi, sangat menyayangkan dengan adanya kasus ODP yang tidak dibawa ke rumah sakit rujukan di Palembang, karena yang bersangkutan dalam keadaan masih sakit. “Kalau dia tidak sakit, kenapa yang mengantar pasien tersebut menggunakan berpakaian lengkap seperti penanganan pasien ODP dan tetangganya tidak boleh membesuk. Sekali lagi saya berharap pemerintah kota untuk terbuka dan serius menangani penyebaran virus corona di kota Prabumulih ini,” tutup Hasbi. (eddy)
Komentar